ICONZ ke-8, Guru Besar ITB Mendorong Peningkatan Fungsi Zakat pada Zaman Digital
BAZNASNews, Guru Besar dari Sekolah Bisnis
dan Manajemen Institut Teknologi Bandung, Prof. Wawan Dhewanto, Ph.D.,
mendorong penguatan tugas zakat melalui inovasi strategis dalam mengoptimalkan
manajemen zakat yang menghasilkan dampak signifikan di era digital.
Pernyataan ini diungkapkannya dalam sesi
Plenary Session 5 di Konferensi Zakat Internasional yang ke-8, atau The 8th
International Conference on Zakat (ICONZ) 2024, yang diadakan di Institut
Teknologi Bandung (ITB) pada hari Kamis, (19/12/2024).
Ia berpendapat bahwa penguatan peran zakat
memerlukan pendekatan berbasis teknologi, penguatan model bisnis, serta
kemitraan lintas sektor untuk meningkatkan dampak sosial dan ekonomi zakat.
"Langkah tersebut bisa memperluas
dampak sosial dan ekonomi zakat, agar lebih efisien dalam melawan kemiskinan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Prof. Wawan.
Prof. Wawan menjelaskan bahwa potensi zakat
secara global sangat luar biasa, namun tingkat pengumpulan dana zakat masih
jauh dari target yang diinginkan. Hal ini menjadi tantangan utama yang harus
diatasi dengan pendekatan strategis dan kolaboratif.
Ia juga menjelaskan bahwa Indonesia,
sebagai negara dengan jumlah Muslim tertinggi di dunia, memiliki tanggung jawab
besar untuk memimpin transformasi zakat di skala global.
Menurutnya, dengan penerapan digitalisasi
dan pemanfaatan model bisnis yang inovatif, zakat dapat menjadi lebih efisien
dalam mendukung pembangunan sosial-ekonomi, meningkatkan efektivitas, dan
memperluas jangkauan penerima hingga ke daerah terpencil.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Wawan juga
menyoroti berbagai inovasi dalam pengelolaan zakat, termasuk penelitian
mengenai potensi zakat untuk kewirausahaan sosial, model bisnis inovatif, dan
kewirausahaan yang berkelanjutan.
"Dengan pendekatan tersebut, zakat
bisa digunakan sebagai instrumen strategis untuk pengentasan kemiskinan dan
mendukung pembangunan sosial di seluruh dunia," tambahnya.
Berbagai program berbasis zakat juga
menjadi fokus perhatiannya, termasuk Program Pendidikan Inovatif untuk
beasiswa, Program Kesehatan Inovatif untuk akses medis, dan Program Ekonomi
Inovatif yang ditujukan untuk pemberdayaan UMKM.
Tidak hanya itu, ia juga menggarisbawahi
pentingnya peran zakat dalam konteks program sosial dan kemanusiaan, yang
memberikan bantuan saat keadaan krisis, serta program dakwah yang
mengimplementasikan teknologi digital dalam menyebarluaskan nilai-nilai Islam
dengan pendekatan modern.
Prof. Wawan menegaskan bahwa dengan
memadukan teknologi, riset, dan program-program strategis, zakat di era digital
semakin relevan sebagai solusi terhadap tantangan sosial dan ekonomi global.
"Selain itu, kolaborasi lintas sektor
akan mengoptimalkan dampak zakat bagi masyarakat di seluruh dunia," lanjut
Prof. Wawan.
"Dengan cara ini, zakat tidak hanya dianggap sebagai kewajiban agama, tetapi juga merupakan instrumen global untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih signifikan dan berkelanjutan," pungkasnya.
Sumber : BAZNAS RI